Tabu Pekan Imlek: Jurus Jitu Stabilitas Perekonomian Etnis Tionghoa di Lumajang
Abstract
Tahun baru Imlek yang dalam bahasa Mandarin disebut 春节chūnjié merupakan perayaan terbesar dan terpenting etnis Tionghoa di Indonesia. Selama pekan Imlek (tanggal satu sampai tanggal lima belas kalender Tionghoa) banyak pantangan-pantangan budaya tabu yang harus diikuti masyarakat etnis Tionghoa. penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jenis-jenis tabu pekan Imlek berdasarkan unsur kebahasaan serta kaitannya dengan usaha menstabilkan perekonomian. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan unsur-unsur kebahasaan, tabu pekan Imlek dibagi menjadi beberapa macam, yaitu pantangan terhadap beberapa kegiatan yang tidak diperbolehkan, tabu terhadap makanan, tabu terhadap minuman, dan tabu pemberian hadiah. Sedangkan latar belakang sosial tabu pekan Imlek membuktikan bahwa selain melalui usaha profesional dengan bekerja, strategi untuk menjaga stabilitas perekonomian masyarakat etnis Tionghoa juga dilakukan melalui upaya kultural. Artinya, konsep makrokosmos juga ditekankan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi keuangan. Hal ini berkesinambukan dengan konsep yin yang serta konsep Li (ritual) yang merupakan hasil pemikiran filsuf Tiongkok Konfusius dan Taoze.
Downloads
References
Frazer, G. (1911). Taboo and The Perils of The Soul. London: Macmillan.
Gunarman Asim. (1999). Realisasi Tindak Tutur Melarang di Dalam Bahasa Indonesia di Kalangan Penutur Jati Bahasa Jawa dan Bahasa Batak. Depdikbud Universitas Indonesia.
Hartati, S. (2020). Ungkapan Tabu dalam Novel Remaja Lupus Cinta Olimpiade. UG Jurnal, 14, 1–12.
Heriyanti, K. (2021). Humanisme dalam Ajaran Konfusianisme. Jurnal Filsafat Agama Hindu, 12 (1), 56–66.
Junaidi, J., & Wardani, V. (2019). Konteks Penggunaan Bahasa Tabu Sebagai Pendidikan Etika Tutur Dalam Masyarakat Pidie. Jurnal Serambi Ilmu, 20(1), 1-17.
Kridalaksana, H. (2010). Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Pratiwinindya, R. A. (2018). Simbol Dendheng Lanangan Pada Atap Rumaj Tradisional Kudus dalam Perspektif Kosmologi Jawa-Kudus. Jurnal Imajinasi, 12 (1), 18–24.
Samingin & Asmara, R. (2016). Eksplorasi Fungsi dan Nilai Kearifan Lokal Dalam Tindak Tutur Melarang di Kalangan Penutur Bahasa Jawa Dialek Standar. Jurnal Transformatika, 12(1), 28–43.
Setiawan D. (2019). Filsafat Komunikasi dalam Makrokosmos. Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study, 5(2), 73–87.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeda.
Widiana, I. W. (2019). Filsafat Cina: Lao Tse Yin-Yang Kaitannya dengan Tri Hita Karana Sebagai Sebuah Pandangan Alternatif Manusia Terhadap Pendidikan Alam. Jurnal Filsafat Indonesia, 2 (3), 110–123.
Copyright (c) 2023 LINGUA : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).